Skip to content

Yayasan Intsia Papua

Together, We Can Make a Difference

Usir Tanjung: Tradisi Berburu Satwa Liar di Mamberamo, Papua

Posted on Oktober 27, 2025November 1, 2025 By Intsia Papua Tak ada komentar pada Usir Tanjung: Tradisi Berburu Satwa Liar di Mamberamo, Papua

Kustra,- Suatu hari di Kampung Kustra Distrik Mamberamo Tengah Timur,  Kepala suku mengajak kami mengikuti kegiatan yang mereka sebut usir tanjung—istilah yang ternyata dipakai di hampir semua kampung di sepanjang sempadan Sungai Mamberamo.

Hari itu, warga kampung bersiap sejak pagi. Dengan bantuan anjing pemburu, sejumlah pria dewasa dan anak-anak muda berhasil mendapatkan dua ekor babi hutan tak jauh dari kampung. Yang menarik, proses pembagian daging dilakukan secara adil. Menggunakan ranting pohon sebagai alat bantu, mereka menyebut satu per satu nama kepala keluarga. Potongan daging kemudian dibagi sesuai jumlah ranting, memastikan semua mendapat bagian.

Meski dalam bahasa Indonesia “tanjung” berarti daratan yang menjorok ke laut, dalam konteks ini usir tanjung merujuk pada sebuah cara berburu tradisional yang melibatkan hampir seluruh warga kampung—laki-laki, perempuan, hingga anak-anak.

Perempuan dan anak-anak bertugas sebagai tim pengusir, sementara para pria dewasa menjadi tim pemanah. Tim pengusir akan membuat keributan dari sisi hutan yang berlawanan arah dengan posisi pemanah, dengan cara berteriak dan memukul batang kayu untuk menghalau satwa liar ke arah pemanah. Saat hewan melintas, panah dilepaskan dalam rentetan cepat.

Dalam satu kali perburuan, mereka bisa mendapatkan dua hingga tiga ekor satwa liar, tergantung kekuatan tim dan peralatan yang digunakan. Hasil buruan ini dibagi rata kepada semua yang terlibat—baik pengusir maupun pemanah. Tidak ada yang merasa lebih berhak daripada yang lain.

Tradisi usir tanjung umumnya dilakukan dalam momen-momen penting: perayaan hari besar, pembangunan rumah adat, atau hajatan besar lainnya. Tujuannya bukan semata mendapatkan daging, tapi juga membantu para ibu di kampung untuk menyiapkan hidangan utama. Dalam pandangan turun-temurun, sebuah pesta belumlah lengkap jika tak ada daging babi hutan atau satwa liar lainnya.

Hingga kini, masyarakat di sempadan Sungai Mamberamo masih mempraktikkan tradisi ini. Bagi mereka, berburu adalah bagian dari hidup berdampingan dengan alam. Mereka tahu batas mana hutan yang bisa dimanfaatkan, dan mana yang mesti dibiarkan tetap liar. Kearifan lokal ini telah terbukti menjaga keseimbangan ekosistem di bentang alam Mamberamo.

Lebih dari sekadar pemenuhan gizi, usir tanjung adalah cermin filosofi hidup masyarakat adat Mamberamo—tentang gotong royong, kebersamaan, dan rasa hormat terhadap alam yang memberi.*

Penulis : Andi/Intsia Papua

Back to Home
Kearifan Lokal, Masyarakat Adat

Navigasi pos

Previous Post: Asa dari Biji Kakao untuk OAP di Mamberamo Foja
Next Post: Kawasan Konservasi Mamberamo Jadi Taman Nasional ke-57 di Indonesia

Related Posts

  • Gubernur Baru, Arah Baru: Pembangunan Berbasis Adat di Papua Kehutanan dan Lingkungan Hidup
  • Asa dari Biji Kakao untuk OAP di Mamberamo Foja Masyarakat Adat
  • Pelajaran dari Pagai: Di Mana Alam dan Manusia Saling Menjaga Berita dan Artikel

More Related Articles

Asa dari Biji Kakao untuk OAP di Mamberamo Foja Masyarakat Adat
Gubernur Baru, Arah Baru: Pembangunan Berbasis Adat di Papua Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Pelajaran dari Pagai: Di Mana Alam dan Manusia Saling Menjaga Berita dan Artikel

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

  • 133
  • 42
Back to Home

Pos-pos Terbaru

  • Gubernur Baru, Arah Baru: Pembangunan Berbasis Adat di Papua
  • Intsia dan Kemandirian Masyarakat Adat Papua
  • Mamberamo Foja: Menjaga Jantung Rimba Papua di Tengah Sunyi
  • Pelajaran dari Pagai: Di Mana Alam dan Manusia Saling Menjaga
  • Kawasan Konservasi Mamberamo Jadi Taman Nasional ke-57 di Indonesia

Komentar Terbaru

    Arsip

    • November 2025
    • Oktober 2025

    Kategori

    • Berita dan Artikel
    • Cerita Dari Kampung
    • Kearifan Lokal
    • Kehutanan dan Lingkungan Hidup
    • Masyarakat Adat
    • Pemberdayaan Ekonomi
    • Wilayah Dampingan

    Copyright © 2025, Yayasan Intsia Papua